antara sahabat dan lawan

kehadiranmu bagaikan mentari pagi
engkau tersenyum disaat aku tersenyum
dan engkau bersedih disaat aku bersedih

namun...
kini senyumanmu tak seindah
dan tak setulus yang dahulu
sahabatku yang dahulu

aku tak mengerti
dibalik pintu hatimu
ada sejuta misteri
yang engkau sembunyikan dariku

ketulusan yang dahulu
engkau tampakkan
sekarang entah kemana
engkau sembunyikan

hanya satu pintaku sahabat
sebesar apapun salahku
dan seberapa banyak salahku
jangan engkau diamkan aku seperti ini

aku sahabatmu
bukan musuhmu
yang harus engkau
waspadai  gerak-gerikku

(sugeng riyanto)
STAINTA 13

aku ingin bercermin

kumelihat mentari pagi mulai menyapa
setiap detik semakin lebar senyumanya
semakin  lama semakin meninggi dan
teriknya kian hangat dikulit

    sementara...
    ditengah  hamparan padi yang menguning
    kulihat sebuah filosofi hidup di dunia
    yang serat akan makna

ketika padi masih muda
seolah selalu menengadahkan
kepalanya keatas
layaknya perilaku sombong

  namun ..seiring bertambahnya
  umur padi mulai menundukan kepalanya
  seolah bagaikan hati yang terisi ilmu
  kehidupan pun menjadi indah karena ilmu
  yang menghiasinya
           
 seketika itu juga
aku tersentak dan muncul dalam hati
untuk bercermin  dan mengambil
ilmu dari padi itu...
         

ketika aku sendiri

ketika aku sendiri
terbayang
betapa berat
amanat ini
     
masih dalam kesendirianku
melayang semua pikiran ini
ke alam penyesalan
yang begitu dalam

hingga muncul
sebuah tanya dari jiwa ini
kemana larinya puji syukurmu
selama ini...

kenapa begitu takut ketinggalan kelas
kenapa tidak takut ketinggalan sholat
kenapa begitu takut tidak bisa telfon
kenapa tidak takut ketika tidak memenuhi panggilan_NYA

masih dalam kesendirianku
aku merasa makhuk paling hina di dunia
tak ubahnya domba yang tak berakal
makhluk yang lupa akan tuhanya.
... .. ..


dengan kesendirianku
aku bisa mengetahui
siapa aku yang sesungguhnya....